BAHASA INDONESIA

Rabu, 30 Oktober 2013

KUMPULAN CERPEN SISWA LABSCHOOL UNTAD PALU

KUMPULAN CERPEN SISWA LABSCHOOL UNTAD PALU

PENYUNTING, DENNY KRISWANTO, S.Pd


TUGAS
BAHASA INDONESIA
    


NAMA : SURYADI
KELAS : X A
GURU : SIR DENNY KRISWANTO



2013
Justin and the dark-wood house
Justin adalah seorang cucu berusia 8 tahun dari keluarga Black Newton, seorang diplomat besar di Negara Lasvicious, Justin memiliki seorang ayah yang bernama Eric Newton dan ibu bernama Bella. Kehidupan Justin sangat suram saat ia mengetahui bahwa dia memiliki kelainan dan sering menghayalkan hal-hal mistik, ia sering membayangkan sesosok makhluk kecil yang aneh, dan slalu menggangunya. Apalagi Ayah dan ibunya memutuskan untuk hidup secara terpisah, hal itu membuatnya semakin merasa buruk.
Beberapa bulan kemudian semenjak perpisahan kedua orang tuanya.
“Justin, maafkan mama, kau harus pergi bersama ayahmu, ibu akan pergi ke Adlerland untuk sementara waktu, dan kau bisa tinggal bersama ayahmu dulu.” Ujar Mama Justin “ Tapi ma,jangan lama, aku takut jika harus sendirian.” Tukas Justin “takkan lama sayang” Jawab Mama.
Akhirnya justin diantarkan oleh mamanya kerumah ayahnya yang terletak di Pinggir perkotaan.
“Eric, aku titip justin padamu, kau taukandia takkan bisa tidur tanpa Woody boneka kesayangannya dan juga kau harus ingat dia takut pada kegelapan.” Ujar Bella “iya,,, aku tau itu, hm jaga dirimu baik-baik disana” Jawab Eric “hmm Oh iya... tiap minggunya akan ada Isac pembimbingnya yang akan datang tiap minggu, tenang saja aku telah memberitahu alamatmu.” Sambung Bella dan Eric hanya menganggukkan kepalanya.
Akhirnya Bella pergi ke Adlerland dan Justin tinggal bersama ayahnya.
“Justin besok kita akan pindah rumah di Kota Lasvia, dan ayah akan memperkenalkan seseorang padamu.” Ujar Ayah Justin “ Siapa itu ayah? Apa aku mengenalnya?” Tanya Justin “nanti Kau akan mengetahuinya justin” Jawab Eric.
Malam pun tiba...
“Selamat malam justin, tidurlah karena besok kita akan pindah rumah...” Ujar Ayahnya. “Baik ayah, oh ia yah, mana Woodyku?” Tanya Justin “oh ia ayah hampir lupa. Ini Woodymu, tidurlah sayang, ayah menyayangimu.” Tukas Ayah sembari mengecup kening justin.
Keesokan harinya pun tiba...
          “cepatlah Justin, kita harus pergi” Teriak Ayahnya. “Baiklah ayah!!” Jawab Justin
Mereka pun siap menuju Lasvia.
“Hm, Justin ini orang yang ingin ayah kenalkan padamu, dia adalah Kim, Calon istri ayah. 3 hari lagi kami akan mengadakan pertunangan” Ujar Eric “Hay justin aku Kim” Ujar Kim “Aku Justin J, kau sangat manis Kim” Tukas Justin sambil tersenyum... “oh haha thanks” Ujar Kim lalu mereka menuju rumah baru mereka. Dan akhirnya mereka pun tiba.
“Justin,kim inilah rumah baru kita, rumah ini berasal dari keluarga Blackwood. Ayah menghabiskan tabungan ayah untuk membeli rumah ini.” Ujar Eric “ayo kita masuk “ini rumah yang sangat besar ayah, bisakah aku bermain sepuasnya disini?” tanya justin “tentu saja” jawab Eric.
Akhirnya justin memasuki kamarnya, akan tetapi ia merasakan hal yang berbeda, dia seperti sedang di awasi oleh seseorang.
“siapa disana? Ayo katakan jangan membuatku menjadi sangat ketakutan” ujar Justin. “Justin... ayahmu sama sekali tak menyangimu, dia membencimu, apalagi ibumu. Justin kau harus ikut denganku aku ingin bermain  bersamamu” Ujar sosok misterius itu, yang kemudian menunjukkan wajahnya. Dan membuat Justin berteriak kuat dan sangat ketakutan. “ Oh Tuhan Eric, apa yang terjadi pada Justin di atas?” Ujar Kim ketakutan mereka pun segera berlari menuju kamar Justin, dan Justin berteriak-teriak terus. “Justin...” Ujar ayahnya dengan penuh kekhawatiran, “ayah, akutakut ayah,aku melihat sesosok makhluk kecil aneh, matanya sangat besar, gigi bertaring dan dia bilang kalau dia ingin bermain denganku ayah, dan dia juga bilang kalau ibu dan ayah tak menyayangiku.” Ujar Justin ketakutan “tenanglah justin,mungkin itu hanya ilusinasimu, tidurlah sekarang.” Ujar Ayahnya, “tapi ayah, aku serius” Tukas justin, “Sudahlah,Eric kau keluar saja, biarkan aku yang menemaninya disini.” Ujar Kim
“Justin, tidurlah sayang, aku akan menemanimu.” Ujar Kim “tapi jangan tinggalkan aku Kim, bahkan saat mataku sudah terlelap sekalipun, dan jangan matikan lampunya, aku takut.” Ujar Justin “Baiklah aku takkan meninggalkanmu.” Ujar Kim
Beberapa hari kemudian
“Oh Kim.itu gaun yang sangat indah untuk pesta pertunanganmu bersama ayah,” Ujar Justin “benarkah itu Justin, terima kasih” Jawab Kim “hem ayo justin aku akan memakaikan bajumu. Tapi aku akan keluar sebentar untuk mengambilkan parfumemu dulu.” Ujar Kim “baiklah” Tukas Justin...    namun tiba-tiba saja sosok itu muncul lagi dihadapan Justin “Justin ayo kita bermain” Ujar sosok tersebut yang jumlahnya semakin banyak.
          “Tidak, jangan ganggu aku,” Teriak Justin yang terus berteriak ketakutan “ Justin,,,, aku sangat ingin bermain denganmu “tidak....” lalu sosok tersebut tiba-tiba saja merobek gaun kim, “ pergi kalian... Kim,,, Ayah,,, Tolong Justin” Justin terus berteriak, dan membuat kim segera berlari menuju kamarnya“Ya Ampun, apa yang terjadi padamu Justin?” Tanya Kim, “kim aku takut akan melihat sosok itu lagi.” Ujar Justin sembari ketakutan. Tiba-tiba saja ayah Justin datang menghampiri mereka
“Oh Tuhan, Justin apa yang kau lakukan pada gaun Kim? Kau merusak semuanya, pertunangan ayah menjadi berantakan karena kau!” Ujar ayah justin dengan nada emosi “ Tapi ayah, aku sama sekali tak merusaknya.” Bantah Justin “Eric, sudahlah,ini bukan salah Justin, hemaku ingin bicara berdua denganmu” Ujar Kim
“Eric, sepertinya justin tak berbohong pada kita, sepertinya dia serius, bagaimanapun juga aku akan tetap akan membantunya, aku akan menemukan sosok yang sering bilang itu.” Ujar Kim. “terserah, kau saja, aku sama sekali tak percaya akan hal itu” Tukas Eric. Beberapa saat kemudian “Kim. Aku minta maaf, sumpah bukan aku yang melakukan hal itu kim” Ujar Justin, “Iya Sayang, aku percaya padamu.” Jawab Kim “Terima kasih banyak, tapi bagaimana caranya agar ayah percaya kalau aku tak berbohong.” Tukas Justin  “Tenanglah, aku akan membantumu, Justin sebentar lagi guru pembimbing mu akan datang” Jawab Kim, sambil memeluk Justin dengan hangat.
“menurutmu kau adalah orang yang hebat?” Tanya Isac “tentu saja,karena sebagian anak-anak sepertiku tidak bisa menggambar tangan dengan sempurna” Jawab justin “hmm, lalu apa warna kesukaanmu?” Tanya Isac lagi “Hitam” Jawab Justin “lalu,apa kau sering melihat hal-hal aneh?” Tanyanya lagi dan Justin hanya menganggukan kepalanya.
“Eric, hentikan mobilnya disini, aku akan bertemu dengan Tuan Nicholas, aku akan bertanya apa sebenarnya yang terjadi dengan rumah Blackwood.” Ujar kim “lupakanlah, Kim tak ada apa-apa yang terjadi dirumah itu.” Ujar Eric “kalau kau tak ingin hentikan mobil ini, aku akan melompat dari mobil ini,” Ujar Kim lalu Eric menghentikan mobilnya dan kim berlari menuju rumah sakit tempat Nicholas dirawat.
“Nicholas, aku tau kau sedang dalam keadaan yang tak memungkinkan, tapi tolong bantu aku, sebenarnya apa yang terjadi dirumahmu itu?” Tanya kim “ Pergilah ke perpustakaan dizzx tengah kota, kau akan menemukan semua jawabannya disana dan juga buku-buku tentang rumah itu terdapat di loker 207.” Ujar Nicholas lalu Kim segera berlari ke perpustakaan
“15 menit lagi perpustakaan akan segera ditutup” Ujar operator perpustakaan tersebut. “hey, nona. Apa yang sedang kau cari.” Tanya penjaga perpustakaan. “Loker 207, Blackwood house” Ujar kim “ini dia, makhluk ini terkenal dengan nama Tough, dia tinggal diruang bawah tanah blackwood, dan dia mengincar gigi anak kecil untuk menjadi tumbalnya.” Jelas penjaga perpustakaan tersebut “terima kasih” Ujar Kim
“Justin, aku akan membantumu untuk membuat ayahmu percaya pada dirimu, dan kita akan segera pergi dari rumah ini gunakan kamera ini lalu kau ambil gambar dari makhluk itu, lalu perlihatkan pada ayahmu” ujar kim “iya” Jawab Justin.
“Eric,bisakah kau ikut aku sebentar keruang bawah tanah, aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu.” Sahut kim lalu akhirnya kim memperlihatkan apa yang berada diruang bawah tanah sebenarnya. “Eric, Justin tak berbohong, makhluk itu benar-benar ada, kitaharus segera pergi, karena dia mengincar Justin” Ujar Kim namun tiba-tiba saja Justin berteriak “Kim... Ayah tolong aku,” Teriak Justin yang mulai ditarik oleh tought tersebut. “Eric, Justin,, ayo cepat Eric. “Justin, dimana kau??? Teriak Kim “Eric. Cepat sediakan mobil, aku akan mencari justin, cepatlah.” Teriak Kim dan Eric segera berlari menuju garasi mobil.
“Ya Ampun,,, Justin, aku akan datang” Teriak Kim yang melihat Justin yang hampir dimasukkan kedalam lubang. “Kim, tolong aku,” Teriak justin “lepaskan dia tougt, jangan berani sentuh dia.” Teriak kim “aku akan melepaskannya, asal kau mau menjadi penggantinya Kim” jawab Makhluk tersebut dan makhluk-makhluk tersebut melepaskan justin dan menarik Kim kedalam lubang, dan justin terus berteriak memanggil nama kim “kim... kim... aku sayang padamu, jangan tinggalkan aku dan juga ayah, kim...” teriak Justin lalu tiba-tiba saja Eric datang dan melihat justin sedang menangis “justin,” sahut Eric “Ayah, kim ayah dia pergi ayah” tukas Justin sambil menangis dan memeluk ayahnya dengan erat, dan setelah peristiwa itu, justin dan ayahnya tak lagi menempati rumah itu,dan mereka akhirnya hidup tanpa bayang-bayang Tought lagi, walaupun mereka masih sangat merindukan kim.
Setelah beberapa bulan akhirnya ibu justin kini kembali dari kota Adlerland dan justin kembali bersama ibunya dan sekitar 3 bulan kemudian ibu dan ayah justin kini rukun dan menikah kembali
Akhirnya justin bisa hidup bahagia bersama ayah dan ibunya. Dan telah melupakan tought dan kim


TAMAT... !!!
Keterangan :
cerpeninidibuatolehdua orang yaitusuryadidannurainunpadatahun 2012
nurainunadalahmantanseorangsiswismpn 3 palu yang sekarangbersekolah di sman 4 paludanmenurutsayamemilikibakatdalammembuatcerpen.
adapuncepen yang telahdiabuatantara lain :
·        Cintaiakuhinggaakhirhayatku
·        Angel si tomboy
·        Justin and the dark-wood house

MAU LEBIH BANYAK SILAHKAN




KUMPULAN PUISI SISWA LABSCHOOL UNTAD PALU KELAS XC

kumpulan PUISI SISWA XC.

PENYUNTING, DENNY KRISWANTO, S.Pd

BAGI YANG MAU DOWNLOAD LANGSUNG SAJA, SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN KARYA ANAK-ANAK DIDIK SAYA 


















Kamis, 30 Mei 2013

REVIEW SASTRA ANAK



































Noam Chomsky, yang seorang linguis ‘penemu’ teori tatabahasa generatif transformasi itu, berkeyakinan bahwa dalam diri anak ter­dapat semacam “alat” yang dipergunakan sebagai sarana memperoleh bahasa. Sejak dilahirkan anak sudah memiliki pembawaan, bakat (innate capacity), yang berupa Language Acquisition Devices (LAD, alat pemerolehan bahasa) untuk memperoleh bahasa secara alami. Adanya innate capacity atau LAD tersebut menurut Chomsky dapat dipergunakan untuk menerangkan apa yang terjadi di dalam diri anak yang secara ajaib dapat belajar bahasa secara cepat. Namun demikian, semua orang sependapat bahwa dalam proses akui­sisi bahasa anak juga melewati tahap-tahap tertentu untuk “belajar” bahasa karena kemampuan sensori-motor yang masih terbatas. Pola bahasa, kata-kata, pertama anak yang dapat disuarakan adalah berupa bentuk-bentuk perulan­gan silabik vokal dan konsonan untuk akhirnya menjadi kata-kata tunggal. Misalnya, ucapan “ma-ma, ba-ba, pa-pa” yang pada umumnya berakhir dengan vokal dan kata-kata itu familiar yang sering didengarnya baik dari orang maupun benda atau binatang. Setelah berumur 18 bulan atau 2 tahun anak mulai mampu mempergunakan dua-tiga kata sebagai “kalimat” untuk mengekspresikan maksud dan tindakan, seperti “mama maem, dada papa, dada mama”. Dalam usia tiga tahun anak dapat memahami bahasa secara luar biasa. Proses internalisasi input struktur yang semakin kompleks dan kosakata yang semakin luas itu terus berlangsung sampai anak masuk sekolah, dan pada saat ini anak sudah ‘menguasai” bahasanya. Di sekolah anak tidak hanya belajar bagaimana mengatakan, tetapi juga belajar apa yang tidak boleh dikatakan dalam kaitannya dengan fungsi sosial bahasa (Brown, 2000:21). Maka, sekali lagi, bagaimana kita akan menjelaskan “perjalanan fantastik” ’fantastic jour­ney’ anak dalam proses pemerolehan bahasa yang begitu cepat itu. Hal itulah yang memicu lahirnya teori-teori akuisisi bahasa pada anak. Dalam proses akuisisi bahasa secara alami, anak memperoleh bahasa dengan menirukan, melihat dan menirukan orang berbicara, namun sebena­rnya anak tidak semata-mata sebagai peniru belaka. Ada bukti-bukti yang kuat bahwa anak jauh lebih banyak memahami bahasa daripada yang dapat diproduksi, dan hal itu sungguh di luar dugaan. (Hal ini pun juga terjadi dan berimbas pada dewasa: kita lebih banyak membaca daripada menulis). Dalam usia dua tahun anak sudah mampu “menemukan” struktur bahasa dan hal itu berlangsung terus-menerus dalam usia selanjutnya. Anak tampaknya mengkonstruksikan bahasa sistemnya sendiri untuk membuat diri paham. Di dalam diri anak terdapat hubungan yang erat antara perkembangan pemahaman secara kognitif dan kemampuan berbahasa sebagaimana anak mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk mengorganisasikan dan menerangkan dunia.

Apa implikasi pemahaman terhadap proses pemerolehan bahasa anak tersebut bagi pemilihan buku bacaan sastra? Satu hal yang pasti adalah bahwa pemilihan bacaan itu mesti didasarkan pada materi yang dapat dipahami anak, yang dituliskan dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat dibaca dan dipahami anak, dengan mempertimbangkan keserdahanaan (atau komplek­sitas) kosakata dan struktur namun, sekaligus juga berfungsi meningkatkan kekayaan bahasa dan kemampuan berbahasa anak. Dalam rangka pemahaman dan atau apresiasi suatu bacaan, ada beberapa hal yang terlibatkan, yaitu aspek intelektual, emosional, kemampuan berbahasa anak, dan struktur organisasi isi bacaan. Keempat hal tersebut harus mendapat perhatian dalam rangka seleksi bacaan anak. Oleh karena itu, dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu untuk menilai suatu bacaan yang akan dipilih. Misalnya: Apakah secara intelektual anak dapat memahami materi bacaan cerita itu?; Apakah secara emosional anak sudah siap untuk menerima isi bacaan itu?; Apakah secara kebahasaan anak sudah mampu memahami isi bacaan itu?; Apakah struktur organisasi isi cerita itu sudah dapat dijangkau oleh anak?; dan lain-lain yang relevan. Sebagai bahan pertimbangan di bawah ini dikemukakan beberapa karak­teristik anak pada kelompok usia tertentu sebagai salah satu kriteria pemilihan buku bacaan sastra anak (Brady, 1991:35–37). Namun demikian, kehati-ha­tian dan sikap kritis kita harus tetap diutamakan karena harus diakui adanya perbedaan tingkat kecepatan kematangan anak akibat kondisi kehidupan sosial-budaya masyarakat.



Anak usia 8 dan 9 tahun: (i) pemfungsian tahap berpikir op­erasional konkret (Piaget), berpikir kini lebih fleksibel dan hati-hati; (ii) pengalaman pada tahap kepandaian versus perasaan rendah diri (Erickson); (iii) penerimaan konsep benar berdasarkan aturan; (iv) adanya perhatian dan penghormatan dari kelompok kini lebih penting; (v) mulai melihat dengan sudut pandang orang lain dan sema­kin berkurangnya sifat egosentris; (vi) mengembangkan konsep dan hubungan spasial; (vii) menghargai petualangan imaginatif; (viii) menunjuk­kan minat dan keterampilan yang berbeda dengan kelompoknya; (ix) mempunyai ketertarikan pada hobi dan koleksi yang bervariasi; (x) menunjukkan peningkatan kemampuan mengutarakan ide ke dalam kata-kata; (xi) mem­bentuk persahabatan yang khusus. Anak usia 1012 tahun: (i) pemfungsian tahap operasional konkret (Piaget), dapat melihat hubungan yang lebih abstrak; (ii) pengalaman pada tahap kepandaian versus perasaan rendah diri (Erickson); (iii) penerimaan ma­salah benar berdasarkan kefairan; (iv) memiliki ketertarikan yang kuat dalam aktivitas sosial, (v) meningkatnya minat pada kelompok, mencari kekariban dalam kelompok; (vi) mulai mengadopsi model kepada orang lain daripada ke orang tua; (vii) menunjukkan minatnya pada aktivitas khusus; (viii) men­cari persetujuan dan ingin mengesankan; (ix) menunjukkan kemampuan dan kemauan untuk melihat sudut pandang orang lain; (x) pencarian nilai-nilai; (xi) menunjukkan adanya perbedaan di antara individu; (xii) mempunyai citarasa keadilan dan peduli kepada orang lain; (xiii) pemahaman dan penerimaan terhadap adanya aturan berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Anak usia 13 dan adolesen: (i) pemfungsian tahap operasional formal (Piaget), kemampuan untuk memprediksi, menginferensi, berhipotesis tanpa referensi; (ii) pengalaman tahap identitas versus kebingungan (Erickson); (iii) mungkin beralih ke tahap otonomi moral (tahap 5 dan 6 menurut Kohlberg); (iv) menunjukkan kebebasannya dari keluarga sebagai langkah menuju ke awal kedewasaan; (v) mengidentifikasikan diri dengan dewasa yang dikagumi; (vi) menunjukkan ketertarikannya pada isu-isu filosofis, etis, dan religius; (vii) pencarian sesuatu yang idealistis.