OLEH : Denny kriswanto, S.Pd
A. PENGERTIAN SOSIOLINGUISTIK
Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara
bahasa dan masyarakat penuturnya. Ilmu ini merupakan kajian kontekstual
terhadap variasi penggunaan bahasa masyarakat dalam sebuah komunikasi yang
alami.
Istilah sosiolinguistik sendiri sudah digunakan oleh
Haver C. Curie dalam sebuah artikel yang terbit tahun 1952, judulnya “A
Projection of Sociolinguistics: the relationship of speech to social status” yang
isinya tentang masalah yang berhubungan dengan ragam bahasa seseorang dengan
status sosialnya dalam masyarakat. Kelompok-kelompok yang berbeda profesi atau
kedudukannya dalam masyarakat cenderung menggunakan ragam bahasa yang berbeda
pula.
Dari pengantar ilmu sosiolinguistik tersebut,
beberapa ahli berpendapat tentang studi hal tersebut. Diantaranya:
1. Abdul Chaer (2004:2) berpendapat bahwa intinya
sosiologi itu adalah kajian yang objektif mengenai manusia di dalam masyarakat,
mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat,
sedangkan pengertian linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau
bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang
mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam
masyarakat.
2. Sumarsono (2007:2) mendefinisikan Sosiolinguistik
sebagai linguistik institusional yang berkaitan dengan pertautan bahasa dengan
orang-orang yang memakai bahasa itu. Maksud dari penjelasan tersebut pada
dasarnya menyatakan.
3. Rafiek (2005:1) mendefinisikan sosiolinguistik
sebagai studi bahasa dalam pelaksanaannya itu bermaksud/bertujuan untuk
mempelajari bagaimana konvensi-konvensi tcntang relasi penggunaan bahasa untuk
aspek-aspek lain tcntang perilaku social.
4. Booiji (Rafiek, 2005:2) mendefinisikan
sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang mempelajari faktor-faktor sosial
yang berperan dalam pemakaian bahasa dan yang berperan dalam pergaulan.
5. Wijana (2006:7) berpendapat bahwa sosiolinguistik merupakan cabang
linguistik yang memandang atau menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya
dengan pemakai bahasa itu di dalam masyarakat. Pendapat tersebut pada intinya
berpegang pada satu kenyalaan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak
lagi sebagai individu, akan tetapi sebagai masyarakat sosial.
6. Fishman. Ia memberikan defini sosiolinguistik
sebagai “the study of the characteristics of language varities, the
characteristics of their functions, and the characteristics of their speakers
as these three constantly interact, change, and change one another within a
speech community.”
7. Nababan, mengatakan bahwa sosiolinguistik
merupakan pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan.
8. Wikipedia, Sosiolinguistik adalah kajian
interdisipliner yang mempelajari pengaruh budaya terhadap cara suatu bahasa digunakan. Dalam hal ini bahasa berhubungan erat
dengan masyarakat suatu wilayah sebagai subyek atau pelaku berbahasa
sebagai alat komunikasi dan interaksi antara kelompok yang satu dengan yang
lain.
9. Fasold (1993: ix) mengemukakan bahwa inti
sosiolinguistik tergantung dari dua kenyataan. Pertama, bahasa
bervariasi yang menyangkut pilihan bahasa-bahasa bagi para pemakai bahasa. Kedua,
bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan pikiran-pikiran
dari seseorang kepada orang lain.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan
bahwa. Sosiolinguistik adalah adalah ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai
variasi bahasa, serta hubungan di antara para pengguna bahasa dengan fungsi
variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa
Sosiolinguistik
merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu
empiris yang mempunyai kaitan yang sangat erat. Sosiologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang kegiatan sosial ataupun gejala sosial dalam suatu
masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa,
atau bidang ilmu yang mengambil objek bahasa sebagai objek kajiannya.
Sosiolinguistik menurut Kridalaksana merupakan ilmu yang mempelajari ciri dan
pelbagai variasi bahasa, serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri
fungsi variasi bahasa itu didalam suatu masyarakat bahasa. Sedangkan menurut
Nababan, Sosiolinguistik merupakan pengkajian bahasa dengan dimensi
kemasyarakatan.
B. VARIASI BAHASA
Variasi
Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh
masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para
penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan.
Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur
bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi bahasa itu terjadi
sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua,
variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi
dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja
diterima ataupun ditolak. Yang jelas, variasi bahasa itu dapat diklasifikasikan
berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan didalam masyarakat
sosial. Namun Halliday membedakan variasi bahasa berdasarkan pemakai (dialek)
dan pemakaian (register). Berikut ini akan dibicarakan variasi-variasi bahasa
tersebut, dimulai dari segi penutur ataupun dari segi penggunanya.
1. VARIASI DARI SEGI PENUTUR
Pertama,
idiolek, merupakan variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Setiap orang
mempunyai idiolek masing-masing. Idiolek ini berkenaan dengan “warna” suara,
pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dsb. Yang paling dominan adalah
warna suara, kita dapat mengenali suara seseorang yang kita kenal hanya dengan
mendengar suara tersebut Idiolek melalui karya tulis pun juga bisa, tetapi
disini membedakannya agak sulit. Kedua, dialek, yaitu variasi bahasa dari
sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada di suatu tempat atau
area tertentu. Bidang studi yang mempelajari tentang variasi bahasa ini adalah
dialektologi. Ketiga, kronolek atau dialek temporal, yaitu variasi bahasa yang
digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Sebagai contoh, variasi
bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, lima puluhan, ataupun saat ini.
Keempat, sosiolek atau dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang berkenaan
dengan status, golongan dan kelas sosial para penuturnya. Dalam sosiolinguistik
variasi inilah yang menyangkut semua masalah pribadi penuturnya, seperti usia,
pendidikan, keadaan sosial ekonomi, pekerjaan, seks, dsb. Sehubungan dengan
variasi bahasa yang berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas
sosial para penuturnya disenut dengan prokem.kilk disini
2. VARIASI DARI SEGI PEMAKAIAN
Variasi
bahasa berkenaan dengan penggunanya, pemakainya atau fungsinya disebut
fungsiolek, ragam atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan
bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan dan sarana penggunaan. Variasi
bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan
untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra, jurnalistik,
pertanian, militer, pelayaran, pendidikan, dsb.
3. VARIASI DARI SEGI KEFORMALAN
Menurut
Martin Joos, variasi bahasa dibagi menjadi lima macam gaya (ragam), yaitu ragam
beku (frozen); ragam resmi (formal); ragam usaha (konsultatif); ragam santai
(casual); ragam akrab (intimate).
Ragam beku
adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam situasi khidmat
dan upacara resmi. Misalnya, dalam khotbah, undang-undang, akte notaris,
sumpah, dsb. Ragam resmi adalah variasi bahasa yang digunakan dalam pidato
kenegaraan, rapat dinas, ceramah, buku pelajaran, dsb. Ragam usaha adalah
variasi bahasa yang lazim digunakan pembicaraan biasa di sekolah, rapat-rapat,
ataupun pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi. Wujud ragam
ini berada diantara ragam formal dan ragam informal atau santai. Ragam santai
adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk
berbincang-bincang dangan keluarga atau teman pada waktu beristirahat,
berolahraga, berekreasi, dsb. Ragam ini banyak menggunakan bentuk alegro, yakni
bentuk ujaran yang dipendekkan.
Ragam akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubngannya sudah akrab, seperti antar anggota keluarga, atau teman karib. Ragam ini menggunakan bahasa yang tidak lengkap dengan artikulasi yang tidak jelas.
Ragam akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubngannya sudah akrab, seperti antar anggota keluarga, atau teman karib. Ragam ini menggunakan bahasa yang tidak lengkap dengan artikulasi yang tidak jelas.
4. VARIASI DARI SEGI SARANA
Variasi
bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal
ini dapat disebut adanya ragam lisan dan tulis atau juga ragam dalam berbahasa
dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, misalnya bertelepon atau
bertelegraf.
PENGERTIAN TIPOLOGI
Tipologi yaitu pengelompokan bahasa berdasarkan
cirri khas tat kata dan tat kalimatnya(Mallinson dan Blake,1981:1-3). Lebih
jauh Mallinson mengemukakan bahwa bahasa-bahasa dapat dikelompokan berdasarkan
batasan-batasan cirri khas strukturalnya. Kajian tipologi bahasa berusaha
menetapkan pengelompokan secara luas berdasarkan sejumlah fitur gramatikal yang
saling berhubungan. kilik disini